Dewsa Hot

Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa.. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Januari 2013

Cerita Dewasa Pembantuku Yang Lagi Pengen Ngentot


Pembantuku Yang Buas | Cerita Dewasa - Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar. Cerita ini berjudul "Pembantuku Yang Buas". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ini lumayan hot pastinya  dan lumayan membuat fresh pikiran. Untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah Fiksi Belaka, Nama, Foto Hot, Seksi, Bugil dan Tempat Kejadian dalam cerita ini hanya imajinasi penulis dan tidak terjadi di kenyataan sebenarnya. Berita-U.Blogspot.Com Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....


Berikut Cerita Pembantuku Yang Buas :

"Pembantuku Yang Buas"


Keluarga gue udah 2 tahun nggak pake pembantu-dalem(pembantu yang menginap). Pekerjaan rumah tangga sehari-hari hanya di lakukan oleh seorang tukang cuci-gosok yang pulang saat siang hari. Namun, suatu saat tukang cuci-gosok itu minta berhenti kerja, karena sudah tua. Nyokap gue sempat kesusahan mencari tukang cuci-gosok lain yang bisa menggantikan. Selama dua bulan pekerjaan rumah dilakukan oleh nyokap gue. Nyokap gue kurang suka pake pembantu-dalem soalnya costnya biasa lebih gede.

Suatu hari, seorang hansip datang ke rumah kami. Dia menawarkan sodaranya yang baru datang dari kampung (waktu itu memang habis lebaran) untuk bekerja di rumah gue. Awalnya nyokap nolak, namun karena kesibukan nyokap, akhirnya nyokap menerima lamaran itu.

Saat itu bulan september 2005 (kalo nggak salah). Pembantu itu datang. Namanya Dewi. Umurnya sekitar 25-26 gituh (gue rada lupa). Mbak Dewi langsung diperkenalkan kepada gue dan adik gue. Nggak tahu kenapa, gue langsung ngaceng begitu melihat Mbak Dewi. Mungkin juga karena gue habis liat gambar bokep di komputer di kamar gue.

Kalo anda-anda semua ingin tahu seperti apa tampangnya mbak dewi. Bayangkanlah tampang pembantu pada umumnya. Tambahkan beberapa detil berikut: Rambut panjang, tinggi sekitar 160cm, kulit coklat. wajahnya tidak cantik, tapi enak diliat (gak berantakan)

Mbak Dewi bekerja cukup baik di rumah kami. Masakannya enak dan pekerjaannya bersih. Kalau ada kesempatan aku sering mencuri pandang ke arah pantatnya yang montok. Dan tidak usah ditanya, berapa kali gue masturbasi sambil membayangkannya. Mbak dewi diberi kamar tidur dan kamar mandi sendiri di lantai 2 rumah kami. Memang tidak besar dan pintunya terbuat dari triplek saja.

Saat rumah sepi, dan mbak Dewi sedang bekerja di bawah, aku sering diam-diam ke atas untuk mencari-cari celana dalamnya. Kalau aku beruntung, aku bisa mendapatkan celana dalamnya yang kotor dan habis dipakai namun belum sempat dicuci, aku memakai celana dalam itu untuk masturbasi. Entah kenapa gue sangat terangsang dengan bau celana dalam kotor punya mbak dewi.

Hal itu terus berlangsung selama beberapa bulan. Suatu hari, nyokap gue ngajak Mbak Dewi pergi ke mall Citraland karena nyokap mau belanja, dan Mbak Dewi di suruh menenteng belanjaan saat pulangnya. Bokap gue kerja, Adek gue main ke rumah temannya. Alhasil, saat gue pulang sekolah, gue sendirian di rumah. Langsung aja gue buka koleksi gambar2 bokep gue di komputer. Salah satu gambar itu menunjukkan gambar seorang wanita yang sedang berganti pakaian di ruang ganti dan diambil menggunakan spycam. Gue masturbasi sambil melihat gambar2 itu. Begitu gue klimaks, sebuah ilham muncul di kepala gue.

Gue emang gak punya spycam. Tapi gue punya obeng dan palu. Gue langsung ke atas, menuju kamar mandi Mbak Dewi. gue senang melihat bahwa pintu kamar mandi itu sudah agak keropos karena terkena air. gue segera bekerja. gue mencari Spot yang cocok dan membuat dua lubang kecil di pintu itu. Lubang itu cukup besar untuk gue melihat kedalam, tapi cukup kecil untuk dilihat secara sepintas, karena tersamarkan oleh noda-noda air yang melekat di pintu. posisinya Satu dibawah, satu lagi agak ke atas. Setelah itu gue turun.

Gue tidak bisa langsung menikmati hasil kerjaku. Karena gue harus menunggu rumah kosong dan mbak dewi sedang mandi. Kesempatan itu tidak kunjung datang. Kadang, rumah kosong tapi mbak dewi sudah selesai mandi.

Suatu hari, saat itu tiba. Kami sekeluarga merencanakan untuk liburan akhir tahun di lembang bersama keluarga besar kami. Gue bersikap biasa saja, namun saat hari keberangkatan, gue mengeluh pusing dan tidak mau ikut. Tentu aja itu cuma alasan gue. Hampir rencana gue gagal, karena nyokap mengusulkan kalau rencana liburan itu dibatalkan saja, tapi dengan kelihaian omongan gue, mereka(bokap, nyokap, adek) tetap berangkat.

Sebelum cerita ini berlanjut, perlu diingat, rencana gue saat itu hanya untuk mengintip mbak dewi, bukan untuk ngentot dengan dia. Saat itu, gue mana berani begituan...

Oke, rencana berjalan mulus, pagi itu mbak dewi bekerja seperti biasa. Nyuci,nyapu ngepel. Gue nonton TV sambil sesekali mencuri pandang ke pantatnya. Gue sangat horny dan hampir gak tahan buat masturbasi. Tapi gue bertekat akan masturbasi setelah mengintip Mbak Dewi.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah selesai bekerja, Mbak Dewi mandi. Begitu dia naik, gue tunggu agak lama. Kemudian gue pelan-pelan naik. Di lantai 2 ada sebuah lemari berisi buku-buku komik gue. Dan gue akan beralasan sedang mencari komik, jika tiba-tiba dia keluar.

Pelan-pelan gue mendekati pintu kamar mandi. Jebar-jebur air sudah terdengar. gue berjongkok, mengintip melalui lubang yang bawah dan gue terpaku. Karena tepat di mata gue tampak memek mbak dewi yang tertutup jembut tebal. Nafas gue terasa agak tercekat. gue pindah ke lubang atas dan gue lihat nenen-nya yang coklat. Segera gue buka celana dan gue kocok-kocok titit. Sambil berpindah-pindah melihat melalui lubang atas dan lubang bawah. Mbak dewi tampak sedang menyabuni memeknya dan kemudian pantatnya. Gak berapa lama gue langsung muncrat. Gue pun segera turun kebawah.

Keluarga gue liburan selama 4 hari 3 malam. Sehingga gue punya kesempatan untuk mengulang perbuatan gue saat Mbak Dewi Mandi sore. Dan selama dua hari, gue selalu mengintip mbak dewi saat sedang mandi sambil masturbasi. Awalnya aku takut, jika aku sedang mengintip, lalu mbak dewi membuka pintu dan aku ketahuan. Namun, kemudian aku berpikir seperti ini : "Mbak dewi gak akan mungkin buka pintu kalau lagi mandi, soalnya dia kan telanjang."

Artinya, selama mbak dewi telanjang, gue bebas ngintip tanpa cemas dia buka pintu. Karena kalo dia mau buka pintu pasti dia bakal ambil handuk, dan itu cukup waktu buat gue menyingkir dari pintu.

Pada hari yang ketiga saat mbak dewi mandi pagi, gue kembali ke-atas.
Saat gue naik, mbak dewi lagi pipis. Gue segera membuka celana siap-siap masturbasi. Karena capek jongkok, gue senderan di tembok di samping pintu kamar mandi. Di tanganku ada celana dalam mbak dewi yang masih bersih, baru ku ambil dari lemari bajunya.

gue duduk dan mengocok titit menggunakan celana dalam mbak dewi. membayangkan memeknya saat pipis tadi. Saking enaknya, gue gak dengar kalo jeburan air berhenti. Aku terus mengocok. Mengocok,mengocok. Sampaii..."CROOOTTTT..CROTT..CROT.."

Tiba-tiba

"Jetrek! Jeblak!" pintu kamar mandi terbuka.

Mbak dewi melangkah keluar tanpa memakai handuk.

Aku kaget. Memandang memeknya. Celana Dalam mbak dewi yang basah karena sperma tergeletak di lantai.

Mbak dewi juga kaget. Dia terpaku menatapku.

Aku lebih kaget lagi. Aku diam. Muka mbak dewi datar. Aku gemetar. Dan mulai menangis.

"Ampun mbak.." jangan bilangin ke mama ya mbak.

Mbak dewi tidak menjawab, hanya memandagiku dengan muka datar.

"mbak...aku gak ulangin lagi deh". aku merengek

"masuk kamu." kata mbak dewi sambil menunjuk kamar mandi.

Aku diam menangis.

"AYOK CEPAT MASUK!!" Mbak dewi berteriak.

aku langsung masuk ke kamar mandi.

Mbak dewi mengikutiku masuk dan menutup pintu tapi tidak menguncinya.
Aku berdiri menempel tembok dekat dengan kakus

"sudah berapa lama kamu ngintipin mbak?"

"sejak papa, mama ke lembang mbak"

"kamu lihat semuanya?"

"iya mbak"

"jadi kamu lihat memek mbak, pantat mbak, nenen mbak...ckckckck..."
"...."

"Awas kamu jangan di situ. Mbak mau boker"

Aku menyingkir ke kanan.

"sekarang kamu jongkok di depan mbak, dan lihat mbak boker. Lihat tai mbak. Awas kalau kamu tutup mata!"

Aku jongkok di depannya. Dia mulai mengeluarkan kotorannya. kira2 10 menit dia boker.

"Sekarang ambil air dan cebokin pantat mbak!"

aku merasa jijik.

"ayo cepat!! atau mbak laporin ke mama??"

Aku segera mengambil air dan membilas pantatnya.

"Udah gini aja deh yog!! Kamu umur berapa sih?"

"15 mbak"

"oke, kita buat kesepakatan aja, kamu nggak akan mbak laporin ke mama kamu, asal kamu mau ngentot sama mbak kapanpun mbak mau.Gimana?"

"tapi aku blm pernah mbak"

"itu gampang. Kamu diem aja. Nih kayak gini.!

Tiba-tiba dia berdiri dan mencocokan titit gue ke dalam memeknya

"kamu diem aja ya!!" Aku diam menahan nyeri karena itu adalah kali pertamaku.

kami tidak berubah gaya, dia terus menyodok-nyodokan memeknya ke titit gue. Dan dia meletakkan tangan gue ke pantatnya untuk diremas-remas...hingga memeknya basah oleh spermaku dan lendirnya. Setelah itu dia menyuruhku keluar.

Sejak saat itu, selama 4 tahun dia bekerja di rumah gue, minimal seminggu 3 kali, dia selalu minta di entot.


Sumber : http://warna-xp.blogspot.com/2012/09/cerita-dewasa-pembantuku-yang-lagi.html#ixzz2HDLx9i00

Read More »
23.41 | 83 komentar

cerita dewasa bercinta dengan gadis smp sexsi


Update Terus Cerita Dewasa untuk anda....



Berikut Cerita Bercinta Dengan Gadis SMP :

Bercinta Dengan Gadis SMP

Ini cerita lama gw, waktu itu awal tahun 94. gw dapat tugas dari bos gw ke surabaya…gile bener gak nyangka jg gw yg disuruh, setau gw kantor cabang di surabaya baru buka dan yg pasti masih berantakan semuanya…

yg jd pikiran gw dimana gw mo tinggal/ngekos, masalahnya bos gw bilang gw paling lama 3 bulan di surabaya…glek !!

Gw take off dr jkt jam 06.00 pagi pake penerbangan pertama waduh hujan gerimis campur petir lg…mpot2an jg gw jadinya. untungnya pas landing di juanda cuaca dah terang, langsung aja gw pake taksi ke wtc/delta plazasurabaya tempat kantor gw..setelah urusan selesai dikantor, gw mulai tanya tempat kos sm temen gw disana. dia bilang, “itu mah gampang, skrg malam ini kamu nginep dulu ditempatku, besok kamu tinggal nempatin tempat kosnya aja.” busyet dah…rupanya temen gw dah ngatur semuanya !! thanks god….. Praying.gif

besoknya setelah jam kantor gw dianter sm temen gw ke tempat kos. heran campur bingung, ” koq tempatnya kayak rumah biasa sih mas?” tanya gw. “emang…tp yg punya rumahnya kenal baik sm sy, terus dia malah yg nawarin suruh ngekos disini.” jawab temen gw enteng.

rumah itu tempat tinggalnya mbak naniek, suaminya seorang pegawai negeri dan dia punya 3 orang anak. 2 perempuan n 1 laki2…mbak naniek sendiri punya usaha toko dipasar dekat daerah waru-sidoarjo.
“ya udah, kamu tinggal disini aja, anggap aja rumah sendiri.” kata mbak naniek halus. “makasih ya mbak..maaf kalo ngerepotin.” jawabku polos.
“ini hani ana mba yg nomer 2 biar bongsor gini dia br kelas 3 smp, yg ini dimas anak bungsu mbak br kelas 5 sd. yg nomer 1 dah kuliah di jogja.” lanjut mbak naniek. gile bener…gw lihat bodi si hani bohay abis…bemper belakang semok n dada dah nongol ky orang gede Love.gif Love.gif

dah hampir sebulan gw tinggal di rumah mbak naniek…tiap pulang kantor dg lihat si hani lg nonton tv sambil ngemil..kadang2 dia suka nanya..”koq baru pulang om!” atau “lembur terus ya om!” kujawab aja singkat “iya han…capek banget nih! mana ibu? belum pulang ya?. “sebentar lgi kali om” jawab hanipolos.

yg gw perhatiin si hani selalu pake rok mini udah gitu duduknya selenge’an lagi…paha mulusnya keliahatan ke-mana2 cuma dia cuek banget, bikin gw tambah gemes…kalo lg iseng dia suka nyamperin gw dikamar, suka tanya2 kerjaan gw atau pr sekolahnya dia. kadang gw ngerasa risih tp mbak naniek n suaminya jg tau kalo si hani suka main2 dikamar gw…tp so far no problem at all! malahan mbak naniek suka nyuruh si hani buat nemenin gw ngobrol atau ngebantuin kerjaannya dia.

suatu hari gw ijin pulang dari kantor jam 12.00 siang karena semalam gw lembur sm pagi… Yawn.gif jelas msh ngantuk coy..sampe rumah kos, koq sepi banget ya..pada kmana niy..si dimas gak kelihatan. pas gw buka pintu…eh ada si hani lg nonton tv sambil tiduran disofa…pake rok mini & tank top…glek! montok banget…! “koq dah pulang om!” tanya si hani..”iya nih..kecape’an kemarin” jawabku singkat. langsung aja gw ke kamar ganti baju. “mo makan sakarang gak om?” tanya si hani didepan pintu kamar gw. “nanti aja deh…bikin es teh manis buat om aja deh..eh si dimas mana?” tanyaku “ikut sama ibu ke toko…nih om es tehnya! mo dipijitin gak sama hani?” tanyanya polos yg bikin gw kaget…  “boleh jg nih…” pikirku

sambil mijit2 si hani nanya “om dah punya pacar belom? koq gak pernah keliahatan mo ngapel?” “udah tp jauh dijakarta!” jawabku singkat. “kalo kamu dah pacaran belom han?” gantian gw yg nanya. “ya gitu deh…ada temen sekolah, tp ga berani kesini abisnya gak boleh sm ibu klo ketahuan bisa marah2 lagian pacar hani reseh suka minta cium2 terus..!” jawabnya panjang “oh gitu ya…kan enak klo dicium pacar han” jawabku usil “iya sih tp hani ga bisa klo ciuman pake bibir…” jawab hani…”masa sih gak bisa…mo om ajarin gak?” kataku sambil nyengir

“gimana siy om?” tanya si hani polos banget “bener kamu mo om ajarin tp jgn ngomong ke ibu ya! terus jgn marah klo om keterusan..”

“iya deh..tenang aja om” sambung si hani.

wew…ini dia pucuk dicinta hornipun tiba….biasanya gw cuma bs ngebayangin bodi si hani tp sekarang gw dah siap nomplok…. Kebeneran rumah lg sepi ga ada siapa2 lg selain hani & gw.

Langsung gw mulai ngajarin dia cara cipok2 ala kadarnya…gw pegang pipinya yg halus terus gw langsung samber bibirnya yg mungil, gw kulum bibirnya terus gw olah persis seperti adonan kue…gw lihat mata si hani merem tadinya bibirnya tertutup tapi kelamaan ngebuka dikit…gw mainin lidah gw terus gw kulum lg lidahnya…persis kayak french kiss getu deh…

“kaya gitu aja han klu ciuman bibir” kataku sambil mengharap lebih. “udah kaya gitu aja om!” tanya si hani heran. “ada lg sih klo cara om biasanya seperti ini…kamu tiduran aja sini” jawabku

langsung aja gw sosor lg bibir sihani kali ini tangan gw gak mo tinggal diam, dada si hani yg montok langsung gw grepe2 ma tangan kiri n tangan kanan gw mulai ngejelajah pahanya yg montok.dari bibir gw langsung sosor lehernya dan gak lupa kuping si hani…gw kulum abis. ‘geli om…..hhmmhhh!” kata si hani pendek campur melenguh. dada si hani gw remes abis sampe ga ada sisa. tangan gw mulai masuk ke bajunya dia….aje gile!!! pentil mungil nan lucunya dah bangun tanda horni, langsung aja gw pelintir kanan-kiri….”mmhhhh…sshhhhh….ahhhh om!” yang keluar dari mulut hani cuma itu. spontan gw isep2 pentilnya si hani, tangan dia megangin kepala gw sesekali ngejambak rambut gw tanda kegelian…tangan gw mulai turun ke selangkangannya dia, wew…ternyata msh belom ada jeminya vegi-nya dah mulai agak becek dikit. gw mainin kacangya wah si hani msh orisinil rupanya..gw pelorotin celana dalam warna putihnya…”jgn om, hani malu tau…!” pintanya “gak apa2 han, biar kamu nanti tau” jawabku bokis…sengaja gw ga buka roknya sm bajunya…ga pake tedeng aling2 lg gw langsung jilat vegi-nya si hani yg dah becek banget…wuih…wangi-nya khas banget.

“sshhhhhh…ahhhhhhh…geli om! sssshhhhhh…ooohhhhhh!” rintih si hani yg kadang agak keras tapi bodo amat gak ada orang ini pikirku.

warna vegi-nya yng msh merah main nambah horni gw..jilat terus sampe kedalem2…
tiba2 kaki si hani2 ngejepit kepala gw…”hmhhhhhhh…sssshhhhhhh…ohhhhhh…!” cuma itu yg keluar dari mulut si hani sambil ngangkat pantat sedikit tanda klimaks…gak pake nunggu langsung gw jilat habis cairan putih khas martabak vegi si hani…..gurih jg !!

“knp han? gmn rasanya? mo lg gak?” tanyaku “td pengen kencing om! habis gak kuat nahannya! udah ah om geli banget sih…” jawab hani

“sekali lg deh ya….yg ini lain lg han!” kataku sambil tiduran disampinya “lain gmn om? tanya hani penasaran “kamu tiduran aja ya!” jawabku

Si hani nurut aja tiduran…terus gw renggangin kakinya..waduh..vegi-nya si hani imut banget, itu yg bikin gw gak tahan..gw gak mo kelewatan nyodok vegi orisinil kayak gini nih…. gw buka celana pendek gw…si hani melongo lihat gw gak pake celana…tapi dia gak bisa ngomong apa2 lg, kepalang tanggung kali…kaki kiri si hani gw angkat n gw taruh di pundak…trus gw tuntun mr.p gw ke vegi-nya si hani…busyet…rapet banget….”ah sakit om….pelan2 aja ya..ssshhhhhh!? rintih si hani. keringet gw dah ngucur sanking semangatnya….gw sodok lg, masih belum bisa si hani melenguh lg….”mmmmhhhh…sssshhhhhh…aaahhhhh!” gw tarik lg trus gw sodok lg sampe bener masuk e vegi-nya si hani….”bleeeeessssss….” sampe kerasa banget ngedobrak pintu vegi si hani. “aaaahhhhh….aaahhhhh….sssshhhhhhh….oooohhhh” si hani ngejerit sedikit langsung aja gw tutup mulutnya pake tangan sambil tidak lupa genjoooootttttt teruussssss….!!! gile bener….lobang si hani bener2 sempit kaya gang senggol! disodok sm mr.p gw kayaknya gak muat kali….terus gw lihat ada bercak warna merah agak pink yg nempel di mr.p gw….sorry hani, you have lost your virginity!!! otomatis ml sm amatiran begini gw yang repot…setelah gw genjot diberbagai posisi si hani cuma bisa melenguh sambil megangin tangan gw atau seprai kasur…bibirnya selalu digigit matanya merem melek…tapi gw dah gak peduli….lalu si hani ngangkat pantatnya lagi pahanya coba ngejepit badan gw “ssshhhhhh…oooohhhhh…om hhaannnni gaaaak taaaahhhann laaaggi.. hhhmmhhhhhh.aaahhhhh!” lagi2 si hani muncrat mr.p gw yg belepotan ma oli si hani gw cabut dulu…sedot lagi bleh…..waduh…skrg gw lihat vegi-nya si hani ada lobangnya…nganga lagi… Hmmmph.gif setelah itu gw sodok lg, kali ini gak susah banget kayak yg pertama. tapi skrg gw pake gaya doggie style tp gak lama si hani dah gak tahan lg…..muncrat, terus gw suruh dia telentang lg..kali ini misionaris style, yg pasti deep penetration gw gak mau lama2 lg kasihan jg si hani…sambil gw genjot tangan gw ngeremes nenen & pentilnya si hani, terus gw isep. si hani dah gak bs ngapa2in lg selain “aahhhhh…..ooohhhhhh…sssssshhhhhhh…mmmmhhhhhhh”

Gak lama setelah itu mr.p terasa mau klimaks….genjotan gw cepetin dikit…tapi tiba2 si hani ngejepit badan gw lg…waduh…”bisa2 klimaks bareng nih..tp kalo muncrat didalem bisa berabe…ah bodo amat gmana nanti aja! paling gw beliin obat anti hamil aja di apotik” pikirku gampang.
“aahhh…..om..hhanni gakk kuat naahhaan laaggi nnihh..!” rintih si hani yang kali ini hampir gak kedengaran. “iya han..om jg dah gak tahan nih…” terus gw genjot…gak lama kemudian….”ooohhhh…” gw mau tarik mr.p gw tp kaki si hani malah ngejepit pinggul gw, rupanya dia jg klimaks…”oohhhhh…ssshhh…!” kontan aja gw gak bisa ngapa2in…crrrroooottttt…cccrrrooootttt…ccrrrroooootttt….oli gw dah keluar dulu, ya udah tanggung gw jeblosin lagi ke vegi-nya si hani….ccroooootttt…crroottt crooott…busyet kayaknya vegi-nya si hani banjir sm cairan gw.

Napas gw ngos2an banget sambil tiduran disamping si hanni, gw belai rambutnya sesekali gw raba lagi nenennya…”han, kamu gak pa2 kan?” tanyaku “gak pa2 om! enak jg sih tp ininya hani agak perih nih…ntar jgn bilang sama ibu ya om!” jawab hani
“kalo km mo kayak gini lg tinggal bilang sm om ya!” kataku “iya om…kalo besok bisa gak om?” jawabnya polos….busyet nih anak, ke’enakan rupanya…

Setelah pake baju lagi si hani ketiduran dikamar gw…”waduh gimana nih klo ibunya datang?” setelah gw beresin kamar gw langsung aja gw ke ruang tamu nonton tv sambil tiduran…badan gw cape banget tp gak bisa tidur jg…

Dah agak sorean, mba naniek datang…dia heran gw tiduran di sofa…”tumben dah pulang de? koq tiduran disofa?” tanya mbak niniek. “iya mbak, td saya ijin pulang kantor, pas smpe rumah si hani lg tiduran tuh dikamar sambil denger tape” jawabku datar. “biar aja deh mbak biar saya tiduran disofa dulu” tambahku sama mbak naniek.

Lancar……gak ada masalah….sejak itu selama gw disurabaya kebutuhan buat mr.p gw jd mudah dan murah. malahan si hani suka diem2 tidur dikamar gw smpe pagi yang pasti gw sikat dulu…


Sumber : http://warna-xp.blogspot.com/2012/09/cerita-dewasa-bercinta-dengan-gadis-smp.html#ixzz2HDLi2lol

Read More »
23.40 | 45 komentar

cerita dewasa : kenikmatan perawan ibu guru yang sexy




CERITA DEWASA SERU ABIS CERITA SEXS Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku...

Tahun 2004 yang lalu... Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula...

Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)

Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.

Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.

Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami... Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah... Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh... ahhhhshhhhshshh... oooooo... oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang "apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong". dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. "jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu... " Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.

Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, "wooow besar sekali anumu... " Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh... Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:

Saat itu dia berbisik padaku "aku masih perawan looo... " di iringi dengan desahan. Lalu jawabku "oh yaaa, saya juga masih perjaka bu... " bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat... (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: "ngga ah bu , saya ngga berani!!" bu eka: "ayolah... (dengan nada memelas)" aku: "tapi di mana bu? (tanyaku!)" bu eka: "di hotel aja biar aman" aku: "tapi saya ngga punya uang bu" bu eka : "ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!"

Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan... yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku... "mau bantuin ngga... " lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.

yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah... ahh... ahhhhshhhh... terruussss... ohhh... yeahhh... oooohhhhh... au... udahh dong ibu ngga tahan lagi... ooohhhh... yeah... o... o... oo... ohhhh... tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka "mau lagi donggg... " lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat... "aaahhhh... ahhh... aarrgghh... uh... uh... uh... uh... ouuu... yeah... dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot... crooot...

di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak "ahhhh... ahhhh.ahhhhh... ahhhhh... , sakitttt... ahhh... pelan-pelan dong... " seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat "ahhhhhhh... aaaaaa... aaaauuuuu... , sakit... ohh... oh... ooghhhhhh... " aku paksakan saja... akhirnya tembus juga. "ahhhhhhhhhh... aaaaahhhhhh... , sakitttttttt... " bu eka berteriak keras sekali...

Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. "aahhhhhh... auhhhhhhhh... u.h... u.u... hh... a... u... u... hhhhh.hh.h.h. h... Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan... croot... ... crroootttt... sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)

Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi... ohhh... oh... o... h.h.h.h.hh... h.hhhhh... h... hhhhhhh... hhhhh... yeahhhhh oouu... yesssss... ooohhhhh... yeahhhhh... saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya "sakit ngga... " laluku jawab "paling dikit bu... " aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta "ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa... " laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kontolku lagi ahhh... ahhh... ahhh... ahh... oooouuuhh... yeah... ou... ou... ohhhhhh... dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku "aku mau keluar... " lalu ku jawab "aku juga bu... , kita keluarin di dalem aja buu... " "iya deeh jawabnya... " lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh... ahhhh... aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh... saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot... crootttt... aku mendengar kata-katanya "nikmat sekali... " Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya


Sumber : http://warna-xp.blogspot.com/2012/09/cerita-dewasa-kenikmatan-perawan-ibu.html#ixzz2HDLI2LYQ

Read More »
23.38 | 36 komentar

Rabu, 26 Desember 2012

cerita dewasa ML dengan ibu angkatku


Cerita Dewasa || Ibu Angkatku

Cerita Dewasa || Ibu Angkatku [ www.BlogApaAja.com ]

Aku terdiam melamun di ruang kerja eksekutif kantor pusat X group ini sambil memandangi satu-satunya foto masa SMA yang kumiliki. Saat ini, diperusahaan milik seorang Konglomerat ternama di Nusantara itu aku menduduki jabatan yang begitu strategis, aku direktur SDM, umurku tak lebih dari 29 tahun. Di ruangan sebelah kiri dari ruanganku adalah ruangan Direktur Utama group bisnis besar yang berkantor di sebuah pencakar langit bilangan MH Thamrin, ia tak lain adalah ibu angkatku sendiri. Orang memanggilnya Bu Siska, nama lengkapnya Francisca Katherine S. Beliaulah yang sejak aku berumur 14 tahun mengangkatku sebagai anak dan mengantarkan aku pada kehidupan maha mewah seperti saat ini. Umurnya sudah memasuki 47 sekarang, perawakannya bongsor, putih, sedikit gemuk sesuai tinggi badannya yang 169cm.
Saat itu hari minggu pagi dan aku baru saja menyelesaikan tugas dari beliau yang memang mendesak untuk dikerjakan karena keesokannya ada recruitment cukup besar untuk sebuah pabrik kami di Jababeka. Biasanya hari minggu kuisi dengan jalan-jalan bersama beliau, tapi minggu ini kami semua sibuk dan beliau harus berada langsung kantor cabang kami di Tangerang untuk mengawasi langsung persiapan kerja senin keesokannya. Karyawanku di bagian SDM sudah kuperintahkan utk pulang setelah merampungkan tugas-tugasnya. Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, tinggal aku sendiri diruanganku yang luas ini, melamun membayangkan review perjalanan hidupku sejak 15 tahun yang lalu.

Rasanya aku hampir tak mempercayai dengan umur yang dini ini hidupku begitu sesak dengan dinamika. Terlahir dari sebuah keluarga miskin di propinsi kaya minyak bagian timur Indonesia, Bapakku meninggal saat aku masih dalam kandungan, menyusul setahun kemudian ibuku sakit keras dan meninggal, jadilah aku yatim piatu. Kakak perempuanku yang mengasuhku waktu itu berumur 18 tahun menikah dengan seorang PNS di propinsi itu yang mengasuh aku sejak bayi.

Aku tumbuh dalam keluarga kakakku yang miskin juga, namun sukurlah kakakku mampu menyekolahkan adik-adik dan anaknya hingga aku SMP. Setelah itu kakakku merasa bebannya terlalu berat hingga aku diserahkan pada keluarga kaya Bu Siska yang pada waktu itu tinggal di daerah sama. Bu Siska dan Suaminya, pak Jimmy, memang berasal dari daerah itu. Mereka punya perusahaan tambang yang cukup berkembang hingga saat ini menjadi salahsatu yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Karena hanya memiliki dua anak yang semuanya perempuan, Bu Siska dengan senang hati menerima aku untuk tinggal dan sekaligus menjadi saudara angkat kedua anaknya, Rani dan Rina. Rani berumur sama denganku sedangkan mbak Rina lebih tua 5 tahun. Keluarga itu memang sangat menginginkan anak laki-laki, namun oleh sebuah masalah kesehatan, Papa Jim (begitu aku memanggil bapak angkatku) tidak mampu lagimemberikan keturunan. Mbak Rina dan Rani juga sangat menyayangiku. Kehadiranku ditengah keluargamereka semakin membuat cerah kondisi keluarga itu, hingga pada suatu saat tragedi keluarga (yang sebenarnya menurutku adalah anugerah) itu terjadi.
Ketika aku dan Rani berusia 15 tahun, setamat dari SMP, keluarga itu memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Om Jim memiliki beberapa rumah mewah di Menteng dan Pondok Indah. Bisnis keluarga itu juga telah berkembang pesat hingga kebanyakan transaksinya harus dilakukan di Jakarta. Sebelum itu, aku dan Rani sudah sering pula diajak dalam perjalanan bisnis Bu Siska ke Jakarta. Om Jim lebih sering bepergian sendiri ke luar negeri sehingga aku dan Rani lebih dekat dengan Bu Siska daripada dengan Om Jim, sedangkan Rina waktu itu sudah kuliah di London. Aku dan Rani bersekolah di tempat yang sama di Jakarta, SMA di kawasan elite Menteng tempat anak-anak pejabat tinggi negara dan konglomerat bersekolah. Aku dan Rani dekat sekali, kami tidak saja merasa seperti saudara, tapi sudah lebih jauh dari itu. Ia merasa aku pacarnya, sebaliknya aku juga merasa Rani adalah pacarku. Bu Siska tahu itu dan tak pernah mempermasalahkannya. Ia mengerti, aku dan Rani tidak memiliki hubungan darah, lagi pula keluarga itu sangat mengerti bahwa akau adalah anak yang baik. Prestasiku di sekolah sangat bagus, tak pernah meleset dari rangking 1 yang membuat mereka semua bangga padaku. Kalau di rumah aku lebih sering membaca buku dan mengajari Rani pelajaran yang ia tidak mengerti dengan baik. Kadang-kadang aku tertidur di kamar Rani yang berada persis di samping kamarku. Lantai 3 rumah luas itu. Di luar kamarku juga ada teras yang menghadap kebun belakang halaman rumah, aku dan Rani sering ?pacaran? disana. Dan Bu Siska sering menggoda kami dengan mengatai ?romeo dan juliet mabok!?. Tapi ia tidak marah, malah seringkali di waktu luangnya, Bu Siska membuatkan jajanan utk kami berdua. Sesekali ia juga sempatkan untuk bergabung ngobrol maslah-masalah ringan seputar study kami.

RANI, CINTA DAN SEKS PERTAMA
Aku ingat hari itu di bulan November, aku dan Rani sedang berduaan di teras kamar Rani, kami ngobrol lepas soal teman-teman centil kami di sekolah. Aku dan Rani waktu itu duduk di kelas 2 SMA, Rani jurusan Biologi dan aku di kelas Fisika. Rani duduk di pangkuanku, aku memeluk sambil sesekali menciumi rambut hitam sebahunya dari arah belakang.
?Say, kamu tadi ada di perpustakaan ya?? tanyaku pada Rani, oh ya sejak dua tahun sebelumnya, aku mulai memanggil Rani dengan sebutan ?sayang?. Itu pula yang menyebabkan keluarga itu menyebut kami ?Romeo & Juliet?.
?Iya, emang kenapa? Kamu cemburu?? jawabnya enteng,
?Ngga sih, hanya saja kalau aku yang begitu pasti udah disemprot?.,?
?Iya?iya?maaf, aku ngga ngapain kok?,? Ia mendaratkan sebuah ciuman di pipiku. Dan untuk pertama kali dalam hidupku aku membalas ciuman itu di bibirnya, bukan ciuman tapi melumat. Hanya beberapa detik tapi cukup untuk membuatnya gemas dan melotot penuh arti.
Selepas ciuman pertama itu ia menatapku, tatapan serius yang cukup sulit untuk diartikan. Ada senyum terbersit di bibir tipisnya namun warna muka yang berubah merah itu bisa mengacaukan perasaan orang yang ditatapnya.
?Kamu marah say?? aku mengeratkan pelukan di pinggangnya.
?mmm?.hhh,? ia bangkit dan berbalik menghadap aku, tapi kemudian memeluk. Ada beberapa titik air mata terasa menetesi belakang leherku. Kulepaskan pelukan dan menatapnya, ah si cantik saudara angkatku, pacarku, cantik sekali !
?Kamu jahat?,? ia memberanikan diri memelukku lagi.
?Kenapa sayaaaang?? aku jadi tidak mengerti
?tadi kamu juga duduk bareng sama si Mira, aku lihat waktu jalan ke perpustakaan, kamu ngerayu dia kan? Kamu ngga sayang aku lagi! Kamu jahat!?
?ya ampuuun?.sayang?gitu aja dicemburuin?.iiiihhh, kan dia cuman minta tolong ditulisin rumus kimia itu,? aku membelai rambutnya.
?sedekat itu untuk sekedar nanya rumus??
?Iya?iya aku minta maaf lagi deh, tapi sumpah demi Allah aku ngga ada apa-apa ama dia,? kucium lagi pipinya, terus ke bibir.
?mmmhhhh?.benar?? ia melepaskan lumatanku sambil merengek manja.
?Beneerr?sueeerrr?!!!? aku melumat lagi, kali ini ada desiran geli di bawah sana. Sehari-hari aku memang sering memeluknya, tapi kali ini terasa lain, ada gelora dan sayang yang lebih terasa. Kami terus berciuman, melumat, tanganku masuk ke dalam bajunya yang berkancing depan.
?Boleh?? kataku meminta ijin.
?he eh?,? Rani mengangguk lemah, dan inilah pertama kali dalam hidupku merasakan penjelajahan tubuh wanita dengan tanganku. Kancing pengait BH nya yang juga di depan itu kulepas dan tergapailah bukit payudaranya yang cukup ranum. Rani memang memiliki payudara besar seperti ibu dan kakaknya, mungkin secara genotip keluarga ini punya bentuk payudara yang besar membusung.
?Auuuhhhffff?..sayaaangg?.kamu yakin ?? ia menatapku sejenak untuk meyakinkan bahwa ini pasti akan lebih jauh dari sekedar petting. Ini yang pertama bagi kami, aku menariknya ke kamar, kami menuju tempat tidurnya yang luas. Ranilah yang lebih dulu melepas celana pendekku, lalu baju kaus putih yang keukenakan, dan terakhir Cdku. Kini aku bugil dihadapannya, Rani langsung mendekap
?Aku pasrah sayang,? sejenak ia menghentikan eksplorasi itu, mencium pipi dan melumuri wajahku dengan lidahnya

?aku yakin kita memang dijodohkan untuk ini, dan hari ini, detik ini, jadilah orang pertama yang???.,? ia terdiam tak melanjutkan. Kemudian ia terduduk di hadapanku.
aku meloloskan daster tipis itu dari tubuhnya, lalu Cdnya, Bhnya dan hmmm, saudara angkatku, pacarku, kekasihku, alangkah indahnya tubuhmu.
?untuk cinta kita, sayang, kamu harus janji nggak akan ninggalin aku,?
?Aku bersumpah, sayang?..,? Dan terjadilah peristiwa itu, pelan dan lembut sekali, Rani menghantarkan aku ke daerah pangkal pahanya yang ternyata sudah banjir itu, dengan pasrah Rani menyerahkan seluruh jiwa raganya untukku, aku juga mengakhiri keperjakaanku. Penis ku yang baru kali ini merasakan hal itu otomatis mendorong masuk, Kami sama-sama mabuk asmara. Dengan penuh kasih sayang kusetubuhi saudaraangkatku yang telah begitu baik padaku itu. Saat itu, dengan air mata berderai, diiringi rintihan Rani dan cumbuanku, darah perawannya mengalir deras, aku jadi tak tega pada awalnya.
?kenapa nangis sayang?,? kuhentikan gerakanku, penisku masih terbenam dalam liang vagina yang baru saja tertembus penis untuk pertama kalinya itu.
?yang pelan aja sayang, punyaku sakiiit banget,?
?apa kita berhenti dulu??
?jangan say, aku rela, aku bahagia bisa mempersembahkan kehormatanku buat kamu,? tangisnya terus mengalir seiring kata-kata mesra itu. Aku yang tak tahan untuk terus berdiam, kugoyang perlahan sambil terus mengecup bibir indahnya.
?iyyyaaahhhh sayaaaanggg?oooouuuffff??.pelaaan-pelaaaann?yyyaaahhh uuhhhhff mulai?enaaakkkhhh ooouuhhh?..aku sayang kamuuuuhhh??,?
?akuuuuhhh jugaaahhhh?.sayaaaanggg?oooohhhhhh, kaaalaaauuuu sakiit?hhhh biiill aangg yaaaahhh?? sambil terengah-engah menikmati goyanganku aku mencoba menjawab cumbuan kata-kata mesra dari bibir mungil itu.
?Boleh aku diatas, yang?? pintanya setelah beberapa saat aku menindihnya dengan gaya konvensional.
?iyaaahh?sayang, ayo?.kamu juga harus puas?.,?
?kamu masih lama, kan??
?hk..ehh,? kuangkat tubuhnya sambil merebahkan diriku ke samping, kemaluan kami masih terpaut. Kini ia berada diatasku, mengangkang disana, betapa menggairahkannya posisi ini kalau dilihat dari bawah, susunya berayun-ayun mengundang tanganku menjamahnya, aku meremas, rani sudah tak merasa sakit lagi. Ganti ia yang banyak mendesah, malah kini berteriak-teriak histeris sambil menghempaskan pantatnya dengan keras, aku pasif saja menikmatinya, hanya tangan dan bibirku terus memainkan payudaranya yang kencang dan ranum itu.
?aku?..uuuuoooohhhmauuuuhhhh saaaammmm??aaahhh saaaammmpaaaaiiii?oou uuhhhh?.aaaaahhhhh?keluuuaaaarrrr?.sayaaaaanggggg? ?.hhhhhh,? Rani menjerit keras, diiringi dengan hempasan yang sangat kuat kearah pinggangku, penisku otomatis menghujam keras dan mentok di dasar liang rahimnya. Berdenyut disitu dan dengan segala sisa tenaganya Rani menjambak rambutku, menunduk dan menyedot bibirku keras, lalu pindah ke dadaku, ia menggigit disitu.
?aku juuuugaaahhhhhh?.keluuuaaarhhhhhh oooohhh??..saaaayaaaanggg??.,? jerit ku panjang karena mendadak penisku seperti tersedot nikmat dalam vaginanya, tak dapat lagi kutahan cairan spermaku meluncur dengan deras di dalam liangnya.
?saaaaamaaahhhh?.saaamaaa?.saaayaaaangggggg aaaakuuu ngggaakkkk kuaaat lagiii iiiihhhhh aaaaahhhhhhh,?
?yessss???.Raaaaaannnnnn??.iiiiii?.saaayaaaanggggg ???yaaaahhh?,?
Tergolek lemas kami berdua, masih berpelukan, berebut mengambil nafas kepuasan yang terpancar di wajah kami berdua. Rani Bahagia sekali. Dan dasar pemula, kami masih saling merangsang, lagi dan lagi, seperti tak ada hari esok. Waktu merayap tak terasa selama 4 jam lebih kami melakukannya. Sore hingga malam harinya kami saling tindih, saling rengkuh, darah perawannya berceceran di sprei, di karpet dan di sofa. Akhirnya kami tertidur.

Sejak saat itu aku dan Rani jadi semakin ketagihan, hubungan kami tak lagi seperti saudara, tapi lebih sebagai suami istri. Di sekolah kami saling mengawasi, kasih sayang kami jadi benar-benar tak bisa dipisahkan, walaupun kami masih melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Rupanya Bu Siska mengetahui perubahan pada diri anaknya, namun tetap saja ia menyayangi kami berdua. Bahkan sesekali ia menyuruhku tidur di kamar Rani saat ia tidak dirumah. Dan kalau kami makan bersama, Rani selalu mengambilkan makanan dimeja itu untukku. Ia tak lagi canggung di depan keluarganya, bahkan kini Papa Jim seringkali menyindirku dengan bertanya, ?istrimu sehat, bud?? maksudnya tak lain adlah anaknya sendiri si Rani. Kalau bicara denganku Papa Jim memang lebih sering menggunakan terminologi ?istrimu? daripada ?anakku si Rani?. Sewaktu dia mendapatkan lembar ulangan Rani yang buruk nilainya malah dia langsung menelponku dengan mengatakan ?aduh bud, gimana istrimu itu, nilai kok hancur begitu??. Ah beruntungnya aku. Tapi aku yakin, keluarga itu tidak pernah tahu bahwa aku dan Rani sudah melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Mereka paling hanya melihat tingkah kami yang mesra itu tanpa tahu sejauh mana hubungan kami.
Dua bulan setelah itu keluarga itu mengalami ujian yang sangat berat. Dari Rani aku mengetahui rahasia keluarganya yang sebelumnya gelap gulita bagiku. Ternyata Papa Jim memiliki simpanan yang cukup banyak, perjalanan bisnisnya keluar negeri atau keluar daerah selama ini hanya jadi kesempatan baginya untuk menjalin affair dengan banyak wanita. Bu Siska sebenarnya sudah mengetahui semua itu sejak awal namun ia tak kuasa begitu memikirkan keharmonisan keluarganya. Sebagai seorang ibu yang mencintai keluarganya ia lebih mementingkan keutuhan rumahtangga daripada ego pribadi kepada suaminya itu. Ternyata selama itu pula keluarga Bu Siska menyembunyikan disharmoni keluarganya dariku, bahwa kemesraan antara Bu Siska da Papa Jim hanya sandiwara untukku saja. Rani mengakui ia telah kehilangan figur bapak pada diri papanya dan oleh karena itulah ia begitu mendambakan saudara pria, dan begitu aku memasuki kehidupannya ia langsung menumpahkan segala perasaan sayangnya kepadaku. Mbak Rina juga memutuskan utk study luar negeri karena merasa muak dengan papanya, mereka bertiga sudah merasa tak lagi memiliki ayah atau suami sejak mengetahui rahasia papanya itu.
Ternyata pula perusahaan besar itu adalah milik keluarga Bu Siska, Papa Jim awalnya hanyalah seorang karyawan disana yang karena pernikahannya dengan Bu Siska mendapat jabatan direktur. Entah kenapa semenjak mengetahui cerita tersebut dari Rani, aku jadi ikut-ikutan menjustifikasi Papa Jim. Kini ia tak lebih baik dari seorang bajingan tengik yang tak tahu diri. Akhirnya pada bulan itu juga, aku lupa tanggalnya, terjadi pertengkaran yang hebat antara Bu Siska dan suaminya. Banyak kata-kata sumpah serapah yang keluar dari mulut Papa Jim, sedang Bu Siska tampak lebih bisa menguasai diri. Tapi ujungnya mereka memutuskan untuk bercerai dan Papa Jim tidak diperkenankan lagi menduduki jabatan diperusahaan itu, alias dipecat!
Aku menghela nafas panjang mendengar penuturan Rani, sore itu setelah semua hal yang berkaitan dengan perceraian dan kepergian Papa Jim dari rumah itu, kami (aku, Rani dan Bu Siska duduk santai di beranda belakang lantai dua rumah itu. Bu Siska segaja membiarkan anaknya menuturkan semua rahasia itu padaku, ia hanya terdiam sambil menyandarkan kepalanya di dadaku. Kami bertiga memang lebih akrab lagi sejak peristiwa perceraiannya. Aku dan Rani sepakat untuk saling membantu menghibur mamanya agar cepat melupakan kenangan buruk itu. Aku duduk berselonjor kaki di lesehan empuk beranda itu, bersandar di tembok. Di pundak kananku ada kepala Bu Siska sedang Rani tiduran dengan kepalanya diatas pahaku.
Tak ada perasaan apa-apa waktu itu karena hal yang sangat lumrah bagi kami bertiga yang hampir tiap sore curhat ditempat itu. Sampai kemudian Bu Siska menyuruh Rani agar masuk tidur karena terlihat matanya yang sembab menahan tangis ketika bertutur tadi. Rani pun mengiyakan dan beranjak ke kamarnya. Tinggal aku dan Bu Siska disana, ia masih bersandar di bahuku, lama kelamaan mungkin karena pegal, ia pindah dan berbaring di pahaku. Akupun sudah terbiasa dengan hal itu, kubelai rambutnya yang sebahu, lebat dan hitam terawat. Keharuman tubuhnya menyeruak seketika ia mengangkat tangannya membelai pipiku.
?Bud?.,? panggilnya pelan sekali.
?Iya Bu?,?
?Ibu sayang sama kamu, ibu sudah menganggap kamu seperti anak ibu sendiri,?
tangannya masih membelai pipi kiriku dengan lembut,
?Terimakasih Bu, Budi juga sangat sayang pada ibu, Mbak Rina dan Rani,?
?Dan ibu juga ingin kamu benar-benar menjaga Rani dengan baik,

Read More »
21.33 | 47 komentar

Cerita Dewasa Tukar Pasangan Dina dan Pembantu


Cerita Dewasa Tukar Pasangan Dina dan Pembantu - Aku terbangun karena hp ku berdering. Kulihat Dina, abg yang kugarap tadi malam, masih terlelap. Toketnya yang montok bergerak seiring dengan tarikan napasnya. Pengen aku menggelutinya lagi, tetapi temanku Ardi sedang menunggu diujung hp. Aku keluar kamar supaya Dina gak terganggu dengan pembicaraanku.


Cerita Dewasa Tukar Pasangan Pembantu dan Dina

"Baru bangun ya", terdengar suara Ardi diujung sana.
"Iya, mau ngapain pagi gini dah nelpon, masih ngantuk", jawabku.
"Gini ari baru bangun, udah jam 10 nih. Pasti ngegarap abg ya".
"La iya lah", jawabku.
"Ada apa".
"Tukeran abg yuk, aku semalam main ama pembantu sebelah".
"Pembantu? emangnya gak ada cewek yang lain", kataku, rada kesel.

Masak Dina mau dituker ama pembantu. "Tunggu dulu, biar pembantu Ana cantik kaya anak gedongan. Bodinya montok banget dan napsunya gede banget, maunya terus2an main. Kamu pasti puas lah main ama dia". "Masak sih, kalo cewekku Dina, anak skolahan, montok dan binal kalo di ranjang", jawabku lagi. "Ya udah, kita tukeran aja, mau enggak. Kalo mau aku ama Ana cabut kerumahmu sekarang". Aku tertarik juga dengan tawaran, pengen juga aku ngeliat kaya apa sih pembantu yang katanya kaya anak gedongan, "Ok, dateng aja". Pembicaraan terhenti. Aku kembali ke kekamar.

Dina udah bangun. "Ada apa om, mau maen lagi gak", katanya sambil tersenyum. "Belum puas semalem ya Din. Temen om tadi nelpon ngajakin om tuker pasangan. Dina mau gak maen ama temennya om. Dia juga ahli kok nggarap cewek abg kaya Dina", jawabku. "Kalo nikmat ya Dina sih mau aja", Dina bangun dari tempat tidur dan masuk kamar mandi. Aku menyusulnya. Sebenarnya aku napsu lagi ngeliat Dina yang masih telanjang bulat, tetapi karena Ana mau dateng ya aku tahan aja napsuku. Kita mandi sama sambil saling menyabuni sehingga kon tolku ngaceng lagi.
"Om, kon tolnya ngaceng lagi tuh, maen lagi yuk", ajak Dina sambil ngocok kon tolku. "Kan Dina mau maen ama temennya om, nanti aja maennya. Temen om ama ceweknya lagi menuju kemari", jawabku. Sehabis mandi, kita sarapan dulu. Dina tetep aja bertelanjang bulat sementara aku cuma pake celana pendek saja. Selesai makan aku menarik Dina saung dipinggir kolam renang yang ada dibelakang rumahku. Dina kupeluk dan kuciumi sementara tanganku sibuk meremes2 toket montoknya. Dinapun gak mau kalah, kon tolku digosok2nya dari luar celana ku.

Sedang asik, Ardi dan Ana datang. Ardi sudah biasa kalo masuk rumahku langsung nyelonong aja kedalem, karena kami punya kunci rumah masing2. Ana ternyata cantik juga, seperti bintang sinetron berdarah arab yang aku lupa namanya. Ana make pakean ketat, sehingga toketnya yang besar tampak sangat menonjol. Pantatnya yang besar juga tampak sangat menggairahkan. Ana terkejut melihat Dina yang bertelanjang bulat. Kuperkenalkan Dina pada Ardi, Ardi langsung menggandeng Dina masuk ke rumah.

"An, Ardi bilang dia nikmat banget ngen tot sama kamu, memek kamu bisa ngempot ya, aku jadi kepingin ngerasain diempot juga", kataku sambil mencium pipinya. "An, kamu napsuin banget, tetek besar dan pantat juga besar". "Dina kan juga napsuin pak", jawabnya sambil duduk disebelahku di dipan. "Jangan panggil pak dong, panggil om. Kan saya belum tua", kataku sambil memeluknya.

Kucium pipinya sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Kupandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung lalu bibirnya. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya aku mencium bibirnya. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Kubelai pangkal lengannya yang terbuka. Kubuka telapak tanganku sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil membelai pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya. Ana menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya di saat lidahku menjulur menikmati lehernya yang jenjang.

"Om...." Ana memegang tanganku yang sedang meremas toketnya dengan penuh napsu. Bukan untuk mencegah, karena dia membiarkan tanganku mengelus dan meremas toketnya yang montok."An, aku ingin melihat toketmu", ujarku sambil mengusap bagian puncak toketnya yang menonjol. Dia menatapku. Ana akhirnya membuka tank top ketatnya di depanku. Aku terkagum-kagum menatap toketnya yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketnya begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Sambil berbaring Ana membuka pengait BH-nya di punggungnya. Punggungnya melengkung indah.

Aku menahan tangan Ana ketika dia mencoba untuk menurunkan tali BH-nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan BH-nya yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketnya semakin menantang. "toketmu bagus, An", aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. Perlahan aku menarik turun cup BH-nya. Mata Ana terpejam. Perhatianku terfokus ke pentilnya yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Kuusap pentilnya lalu kupilin dengan jemariku. Ana mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi toketnya. "Egkhh.." rintih Ana ketika mulutku melumat pentilnya.

Kupermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-kuat sehingga membuat Ana menarik rambutku. Puas menikmati toket yang sebelah kiri, aku mencium toket Ana yang satunya yang belum sempat kunikmati. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulut Ana. Sambil menciumi toket Ana, tanganku turun membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut Ana. Kubelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba memeknya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan Ana. Aku secara tiba-tiba menghentikan kegiatanku lalu berdiri di samping dipan. Ana tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka jeans warna hitamnya.

Aku masih berdiri sambil memandang tubuh Ana yang tergolek di dipan, menantang. Kulitnya yang tidak terlalu putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna. Puas memandang tubuh Ana, aku lalu membaringkan tubuhku disampingnya. Kurapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Ana.

Kubelai lagi toketnya. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. Ana menelannya. Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans Ana yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Ana yang masih tertutup CDnya. jari tengah tanganku membelai permukaan CDnya tepat diatas memeknya, basah. Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuh Ana. Pinggul Ana perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya.

aku menyuruh Ana untuk membuka celana jeans yang dipakainya. Tangan kanan Ana berhenti pada permukaan kancing celananya. Ana lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting celana jeansnya. CD hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh di sekitar memeknya hampir sebagian keluar dari pinggir CDnya. Aku membantu menarik turun celana jeans Ana. Pinggulnya agak dinaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans Ana. Akupun melepas celana pendekku. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD.

Tubuhnya semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus kuakui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Kami berpelukan. Kutarik tangan kirinya untuk menyentuh kon tolku dari luar CD ku. "Oh.." Ana menyentuh kon tolku yang tegang. "Kenapa, An?" tanyaku. Ana tidak menjawab, malah melorotkan CD ku. Langsung kon tolku yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk dibelai dan digenggamnya. Belaiannya begitu mantap menandakan Ana juga begitu piawai dalam urusan yang satu ini. "Tangan kamu pintar juga ya, An,"´ ujarku sambil memandang tangannya yang mengocok kon tolku. "Ya, mesti dong!" jawabnya sambil cekikikan. "Om sama Dina semalem maen berapa kali?" tanyanya sambil terus mengurut-urut kon tolku. "Kamu sendiri semalem maen berapa kali sama Ardi?" aku malah balik berrtanya. Mendapat pertanyaan seperti itu entah kenapa nafsuku tiba-tiba semakin liar. Ana akhirnya bercerita kalau Ardi napsu sekali tadi malem menggeluti dia.

Mau berapa kali Arif meminta, Ana pasti melayaninya. Mendengar perjelasan begitu jari-jariku masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit tempik Ana yang sudah basah. Telunjukku membelai-belai i tilnya sehingga Ana keenakan. "Kamu biasa ngisep kan, An?" tanyaku. Ana tertawa sambil mencubit kon tolku. Aku meringis. "Kalo punya om mana bisa?" ujarnya. "Kenapa memangnya?" tanyaku penasaran. "Nggak muat di mulutku," selesai berkata demikian Ana langsung tertawa kecil. "Kalau yang dibawah, gimana?" tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam memeknya. Ana merintih sambil memegang tanganku. Jariku sudah tenggelam ke dalam liang vagina miliknya. Aku merasakan memeknya berdenyut menjepit jariku. Ugh, pasti nikmat sekali kalau kon tolku yang diurut, pikirku. Segera CD nya kulepaskan.

Perlahan tanganku menangkap toketnya dan meremasnya kuat. Ana meringis. Diusapnya lembut kon tolku keras banget. Tangannya begitu kreatif mengocok kon tolku sehingga aku merasa keenakan. Aku tidak hanya tinggal diam, tanganku membelai-belai toketnya yang montok. Kupermainkan pentilnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar memek Ana. kuraba permukaan memek Ana. Jari tengahku mempermainkan i tilnya yang sudah mengeras. kon tolku kini sudah siap tempur dalam genggaman tangan Ana, sementara memek Ana juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental yang kurasakan dari jemari tanganku yang mengobok-obok memeknya.

Kupeluk tubuh Ana sehingga kon tolku menyentuh pusarnya. Tanganku membelai punggung lalu turun meraba pantatnya yang montok. Ana membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat Ana, kuremas dengan sedikit agak kasar lalu aku menaiki tubuhnya. Kaki Ana dengan sendirinya mengangkang. Kuciumi lagi lehernya yang jenjang lalu turun melumat toketnya. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuh Ana. Aku melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan kon tolku ke bibir memeknya.

Ana mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Ana menatap aku, matanya penuh nafsu seakan memohon kepadaku untuk memasuki memeknya."Aku ingin mengen totmu, An" bisikku pelan, sementara kepala kon tolku masih menempel di belahan memek Ana. Kata ini ternyata membuat wajah Ana memerah. Ana menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun kon tolku yang perlahan menyusup ke dalam memek Ana.

Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kon tolku membelah memeknya yang ternyata begitu kencang menjepit kon tolku. memeknya begitu licin hingga agak memudahkan kon tolku untuk menyusup lebih ke dalam. Ana memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku hingga aku agak kesakitan. Namun aku tak peduli.

"Om, gede banget, ohh.." Ana menjerit lirih. Tangannya turun menangkap kon tolku. "Pelan om". Soalnya aku tahu pasti ukuran kon tol Ardi tidaklah sebesar yang kumiliki. Akhirnya kon tolku terbenam juga di dalam memek Ana. Aku berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding memek Ana. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Kulumat bibir Ana sambil perlahan-lahan menarik kon tolku untuk selanjutnya kubenamkan lagi. Aku menyuruh Ana membuka kelopak matanya. Ana menurut. Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati kon tolku yang keluar masuk dari dalam memeknya.
"Aku suka memekmu, An.. tempikmu masih rapet" ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, memek Ana enak sekali. "Kamu enak kan, An?" tanyaku lalu dijawab Ana dengan anggukan kecil. Aku menyuruh Ana untuk menggoyangkan pinggulnya. Ana langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. "Suka kon tolku, An?" tanyaku lagi. Ana hanya tersenyum. kon tolku seperti diremas-remas ditambah jepitan memeknya. "Ohh.. hh.." aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aku mencoba mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya dengan bertumpu pada kedua tanganku. Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kon tolku ke dalam memek Ana.

Kuperhatikan kon tolku yang keluar masuk dari dalam memeknya. Dengan posisi seperti ini aku merasa begitu jantan. Ana semakin melebarkan kedua pahanya sementara tangannya melingkar erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Ana yang semakin tidak terkendali. "An.. enak banget, kamu pintar deh." ucapku keenakan. "Ana juga, om", jawabnya. Ana merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata, "aduh" yang diucapkan terputus-putus.

Aku merasakan memek Ana semakin berdenyut sebagai pertanda Ana akan mencapai puncak pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya, namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang kualami. Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Aku mempercepat goyanganku ketika kusadari Ana hampir nyampe. Kuremas toketnya kuat seraya mulutku menghisap dan menggigit pentilnya. Kuhisap dalam-dalam.

"Ohh.. hh.. om.." jerit Ana panjang. Aku membenamkan kon tolku kuat-kuat ke memeknya sampai mentok agar Ana mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya kejang. Kepalaku ditarik kuat terbenam diantara toketnya. Pada saat tubuhnya menyentak-nyentak aku tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi. "An, aakuu.. keluaarr, Ohh.. hh.." jeritku. Ana yang masih merasakan orgasmenya mengunci pinggangku dengan kakinya yang melingkar di pinggangku.

Saat itu juga aku memuntahkan peju hangat dari kon tolku. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan Ana juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya. Mulutku yang berada di belahan dada Ana kuhisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya. Telapak tanganku mencengkram toket Ana. Kuraup semuanya sampai-sampai Ana kesakitan. Aku tak peduli lagi. Pejuku akhirnya muncrat membasahi memeknya. Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Ana pada saat aku mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Ana. kon tolku masih berada di dalam memek Ana. Ana mengusap-usap permukaan punggungku. "Ana puas sekali dien tot om,” katanya. Aku kemudian mencabut kon tolku dari memeknya. Dari dalam Ardi keluar sudah berpakaian lengkap. "Pulang yuk An, sudah sore", ajaknya.

Cerita Dewasa Tukar Pasangan

Aku masuk kembali ke kamar. Dina ada di kamar mandi dan terdengar shower nyala. Aku bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama kemudian, shower terdengar berhenti dan Dina keluar hanya bercelana pendek. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku hanya membersihkan tubuhku. Keluar dari kamar mandi, Dina berbaring diranjang telanjang bulat. "Kenapa Din, lemes ya dien tot Ardi", kataku. "Lebih enak ngen tot sama om, kon tol om lebih besar soalnya", jawab Dina tersenyum. "Malem ini kita men lagi ya om". Hebat banget Dina, gak ada matinya. Pengennya dien tot terus. "Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem", kataku sambil berpakaian. Dina pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.

Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Tangan Dina bergerak menggenggam kon tolku. Aku melenguh seraya menyebut namanya. Aku meringis menahan remasan lembut tangannya pada kon tolku. Dina mulai bergerak turun naik menyusuri kon tolku yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjuknya mengusap kepala kon tolku yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kembali aku melenguh merasakan ngilu akibat usapannya. Kocokannya semakin cepat. Dengan lembut aku mulai meremas-remas toketnya. Tangan Dina menggenggam kon tolku dengan erat. Pentilnya kupilin2. Dina masukan kon tolku kedalam mulutnya dan mengulumnya. Aku terus menggerayang toketnya, dan mulai menciumi toketnya.

Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kuluman Dina pada kon tolku semakin mengganas sampai-sampai aku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutnya. Aku membalikkan tubuhnya hingga berlawanan dengan posisi tubuhku. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahku menyentuh memeknya dengan lembut. Tubuhnya langsung bereaksi dan tanpa sadar Dina menjerit lirih. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahku di memeknya. Kedua pahanya mengempit kepalaku seolah ingin membenamkan wajahku ke dalam memeknya. kon tolku kemudian dikempit dengan toketnya dan digerakkan maju mundur, sebentar. Aku menciumi bibir memeknya, mencoba membukanya dengan lidahku.

Tanganku mengelus paha bagian dalam. Dina mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakinya yang tadinya merapat. Aku menempatkan diri di antara kedua kakinya yang terbuka lebar. kon tol kutempelkan pada bibir memeknya. Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Dina merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. memeknya yang sudah banjir membuat gesekanku semakin lancar karena licin. Dina terengah-engah merasakannya. Aku sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kon tolku menggesek-gesek i tilnya yang juga sudah menegang. "Om.?" panggilnya menghiba. "Apa Din", jawabku sambil tersenyum melihatnya tersiksa. "Cepetan.." jawabnya. Aku sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kon tol. Sementara Dina benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahinya. "Dina sudah pengen dien tot om", katanya.

Dina melenguh merasakan desakan kon tolku yang besar itu. Dina menunggu cukup lama gerakan kon tolku memasuki dirinya. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kon tolku juga panjang. Dina sampai menahan nafas saat kon tolku terasa mentok di dalam, seluruh kon tolku amblas di dalam. Aku mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam memeknya membuat kon tolku keluar masuk dengan lancarnya. Dina mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotanku. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting enjotanku mencapai bagian-bagian peka di memeknya.

Dina bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. kon tolku menjejali penuh seluruh memeknya, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kon tolku sangat terasa di seluruh dinding memeknya. Dina merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Dina mengakui keperkasaan dan kelihaianku di atas ranjang. Yang pasti Dina merasakan kepuasan tak terhingga ngen tot denganku. Aku bergerak semakin cepat. kon tolku bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitivenya. Dina meregang tak kuasa menahan napsuku, sementara aku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulku naik turun, ke kiri dan ke kanan. Erangannya semakin keras.

Melihat reaksinya, aku mempercepat gerakanku. kon tolku yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Dina meraih tubuhku untuk didekap. Direngkuhnya seluruh tubuhku sehingga aku menindih tubuhnya dengan erat. Dina membenamkan wajahnya di samping bahuku. Pinggul nya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantatku dan menekannya kuat-kuat. Dina meregang. Tubuhnya mengejang-ngejang. "om..", hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya saking dahsyatnya kenikmatan yang dialaminya nersamaku. Aku menciumi wajah dan bibirnya.

Dina mendorong tubuhku hingga terlentang. Dia langsung menindihku dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhku. Kembali diemutnya kon tolku yang masih tegak itu. Lidahnya menjilati, mulutnya mengemut. Tangannya mengocok-ngocok kon tolku. Belum sempat aku mengucapkan sesuatu, Dina langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhku. memeknya berada persis di atas kon tolku. "Akh!" pekiknya tertahan ketika kon tolku dibimbingnya memasuki memeknya.

Tubuhnya turun perlahan-lahan, menelan seluruh kon tolku. Selanjutnya Dina bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak. Pinggulnya bergerak turun naik. "Ouugghh.. Din.., luar biasa!" jeritku merasakan hebatnya permainannya. Pinggulnya mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tanganku mencengkeram kedua toketnya, kuremas dan dipilin-pilin. Aku lalu bangkit setengah duduk. Wajah kubenamkan ke dadanya. Menciumi pentilnya. Kuhisap kuat-kuat sambil kuremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC.

Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Dina berkutat mengaduk-aduk pinggulnya. Aku menggoyangkan pantatku. Tusukan kon tolku semakin cepat seiring dengan liukan pinggulnya yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. AKu merasa pejuku udah mau nyembur. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, Dina pun merasakan desakan yang sama. Dina terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar.

Akhirnya, pejuku nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri memeknya. Dina pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya. Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat, Dina berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan denganku. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. "om, nikmaat!" jeritnya tak tertahankan. Dina lemes, demikian pula aku. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! akhirnya kami tertidur kelelahan.


Read More »
21.32 | 26 komentar

Cerita Dewasa seru Menganiaya Pembantu Berujung Seks


Cerita Dewasa Menganiaya Pembantu Berujung Seks - Aku Dina, saat itu aku sedang berkelana di Bali, sebabnya adalah karena aku bertengkar dengan ayahku (ibuku sudah meninggal). Ayahku mengatakan bahwa aku tidak produktif, karena tiap ari kerjaku hanya menghambur2kan uangnya saja dengan belanja sana sini. Memang aku ini maniak blanja, laper mata sehingga melihat apa saja yang bagus kubeli, padahal aku gak butuh2 amat. Kebetulan kondisi keuangan ayahku mendukung kebiasaan maniakku itu.



Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung Seks

Aya sering menegurku karena kebiasaanku yang tidak produktif itu. Aku tersinggung, sehingga timbul keinginanku untuk hidup mandiri, dan lokasi yang kupilih adalah Bali, kata temenku disana banyaklah kerjaan kalo mau kerja apa saja. Begitulah, akhirnya aku terdampar di Bali, seorang diri, tanpa sodara dan teman. Mula2 bingung juga aku mo ngapain. aku settle di satu losmen yang mur mer, untuk menghemat pengeluaranku. Mencari makan juga di warung2 sederhana yang mur mer juga. Cukup sengsara hidupku diawal2nya karena aku sudah terbiasa dengan kehidupan yang serba kecukupan di rumah ayahku. Tetapi tekadku untuk mandiri, lepas dari ayahku kupelihara teguh,rasa sengsara, perlahan2 menjadi biasa karena aku berusaha keras untukmenikmatinya.

Segala macam usaha untuk mendapatkan uang walaupun sedikti aku lakukan, demikianlah aku kerja serabutan, apa saja kulakoni, kecuali yang satu itu, jual diri. Terus terang saja, waktu tinggal dengan ayahku, aku mempunyai banyak pacar, dan dengan pacar2ku itu aku sering sekali mereguk kenikmatan sex. Ini yang kadang menyiksaku, ampir gak tahan aku menahan diri untuk tidak ngesex dengan lelaki yang banyak seliweran disekitarku. Mereka suka dengan kecantikanku yang alami, warna kulitku yang putih, tubuhku proporsional, toketku gak besar tapi gak bisa dibilang tocil. Pinggulku agak besar, sehingga kalo lelaki melihat aku memakai celana ketat baik panjang maupun pendek, dari belakang pasti napsu melihat gerakan pinggulku yang seirama dengan langkahku. Pinggulku menggeyol indah kekiri kekanan.

Ada juga lelaki bule yang ngganteng banget, kaya aktor hollywood, yang terang2an ngajakin aq ngesex, malah dia menjanjikan segepok dolar amrik kalo aku bisa meladenin napsunya, tapi aku masih coba bertahan untuk tidak menerima tawaran yang sangat2 menggiurkan itu, dapet uang dan dapet kepuasan sex , palagi kan katanya kon tol bule tu gede panjang. kon tol pacar2ku ya standard ukuran orang kitalah, walaupun harus diakui aku mendapat kenikmatan juga dari kon tol2 standard itu.

Sampe satu siang, ketika aku berjalan didepan sebuah rumah makan, tiba2 ada sebuah sedan mewah yang memotong didepanku, sehingga aku terjatuh. Dari dalem mobil mewah itu keluar lelaki. Melihat wajahnya, rasa marah yang meluap2 karena aku diserempet sampe jatuh (kaya Cici Paramida aja ya) walaupun gak sampe lecet2, sirna seketika. Lelaki itu sangat tampan, bodinya sangat atletis. Dia segera menolongku bangkit sambil minta maaf dengan sangat.

Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung Seks
Cerita Seks Penganiayaan Cewek Sekolah SMA
Cerita Pemerkosaan Pembantu Oleh Majikan

"Wah mbak, maaf sekali ya, saya sedang terburu2, sehingga gak liat mbak lagi jalan. Ada yang luka mbak, ay0 saya antar ke rumah sakit".
"Gak kok mas, cuma kaget saja". Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.
"Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini". Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.
"Ya deh mas, atau saya manggil apa enaknya". "Saya ... (dia menyebutkan namanya), mo manggil mas bole, manggil nama juga bole kok.
"Aku panggil mas aja deh ya, kayanya mas jauh lebi tua dari aku. Aku Dina, mas". Aku digandengnya masuk restoran yang terletak dipinggir pantai. Kelihatannya dia sudah menjadi pelanggan resto ini, kelihatan dari banyaknya waiter yang eknal dia.

Dia milih tempat menghadap kelaut. "MO makan apa mbak?"
"Jangan panggil mbak ah, Dina aja".
"Ya deh, Dina mo makan apa".
"Aku ikutan mas aja deh, mas kan yang tau menu yang enak2 dari restoran ini".
"Doyan seafood kan?"
"Doyan mas, aku apa juga aku makan, kecuali batu ma kayu ma beling".
"Bisa aja kamu, kok beling".
"Soalnya aku belon blajar ilmu kuda lumping". Tertawanya berderai mendengar guyonanku.
"Bener kan tadi gak apa2 kamu Din".
"Gak apa kok mas, aku cuma kaget".
"Sekarang masih kaget?"
"Masih mas".
"Lo kok masi kaget".
"Ya mas, kaget, kok ada ya lelaki didunia ini yang seganteng mas".
"Bisa aja kamu".

Demikianlah selama makan, kami bercanda2. Setelah makan selesai, dia bertanya lagi.
"Kamu ke bali dalam rangka apa Din?". aku menceritakan kondisiku dengan ringkas.
"O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?"
"Jadi apa mas".
"Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah".
"Jadi pembantu gitu?"
"O enggaklah, masak prempuan secantik dan seseksi kamu dijadiin pembantu. Kaya kepala house keeping gitu, mau gak, bole tinggal dirumahku kok, gratis, makan minum juga gratis".
"Tapi gak dapet gaji?"
"Ya dapet lah, mau ya. butuhnya urgetnt neh, kalo gak kasian asistenku yang sekarang ini, dia dah bantu aku di pekerjaan, masih juga ketiban kerjaan ngurus rumahku".
"Iya deh, buat mas yang ganteng apa si yang enggak?"
"Oke kalo gitu mulai hari ini ya, abis makan kita ambil barang2 kamu dari losmen, dan kerumahku. Aku akan kasi kamu .... sebulan (dia menyebutkan satu angka yang besar)"
"Mau mas".

Demikianlah aku pindah dari losmen murahan kerumahnya yang lebih besar lagi dari rumah ayahku. Aku diperkenalkan kepada sejumlah pembantu, ada yang urusan membersihkan rumah, cuci mencuci, masak memasak dan membersihkan dan merawat kebunnya yang luas, disamping ada seorang driver. Mereka semua hormat padaku, karen aku diperkenalkan sebagai kepala house keeping. Aku diajak ke satu kamar, besarnya seperti kamarku dirumah ayahku, ada soundsystem dan tv besar, pake ac pula (dilosmen aku bermandi kringet tiap malem karena so pasti murah ya tanpa fasilitas apa2, termasuk ac).

"Wah mas, enak banget ya kerja ma mas". "Ya udah, kamu sosialisasi ma para pembantu, aku mesti pergi ke kantor ya". Aku ditinggal bersama sejumlah pembantu, aku mencoba akrab dengan mereka semua dengan bersikap merendah. "Ibu bapak, aku cuma kebetulan disuru jadi kepala house keeping, tapi aku tu pasti kala pengalaman ma ibu bapak, jadi kerjaan kita kroyok rame2 ya, aku bersedia kok melakukan kerjaan ibu bapak juga". Mereka senang karena aku gak sok2an, mentang2 ditunjuk jadi kepala, sebentar saja aku dah bisa berakrab2 dengan mereka semua, ngatur kerjaan dengan mereka semua. Cuma mereka sungkan kalo aku mbantu melakukannya. Ya udah akhirnya ya kalo mereka sibuk banget aku bantu, kalo enggak ya aku santai saja.

Di halaman belakang rumah ada kolam renang yang lumayan luas, kerjaan pak bon yang membersihkan kolam yang jarang sekali dipake seminggu sekali. Aku dengan segala senang hati mbantu pak bon yang dah berumur itu membersihkan kotoran yang nempel didinding kolam. Denag pak sopir, aku juga bisa berakrab2, palagi pak sopirlah yang mengantarkan aku membeli semua keperluan rumah tangga, dan diriku sendiri, dengan catatan si mas gak make mobilnya. Kadang karena tau aku perlu banget pergi, si mas rela nyetir sendiri kekantornya supaya pak sopir bisa nganterian aku kesana kemari dengan mobil satunya lagi, gak semewah mobil si mas yang pasti, tapi cukuplah untuk beli2 ini itu. Maklumlah si mas itu pengusaha yang sukses dalam bisnis mobil mewah import build up.

Demikianlah aku menjalani hari2ku dengan segala senang hati, kerjaan gak berat2 amat, uang berlimpah karena semua kebutuhan hidupku dipenuhi si mas, malah kadang si mas membelikan aku pakaian kalo aku harus ikut bantu di kantor. Kadang ada event besar dimana aku juga harus turut bantu asisten yang satunya lagi. yaman sekali kan.

Sampe suatu malem, si mas ngetok kamarku. "Napa mas?" "Aku lagi bete Din, temenin aku keluar yuk". Tumben dia ngajak aku keluar, biasanya aku liat di kantor, banyak prempuan2 muda yang cantik2 yang seliweran disekitarnya. "Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina". "Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basabasi dan kaya pake topeng". "rus koq mas ngajak aku". "sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang ati". "Laiyalah mas, mana ada kerjaan yang lebi asik dari mbantu mas ngurus rumah besar ini, santai, trus mas ngasi duwitnya besar lagi, utuh lagi, karena semua kebutuhanku mas penuhi.

Makanya buru2 cari permaisuri dong mas, jadi mas gak sepi dirumah besar ini". "ada kamu koq yang bisa bikin aku tentram, ngobrol ma kamu kayanya ngobrol ma orang yang dah lama aku kenal, padahal kamu baru 3 bulan ya dirumahku". Aku dibawanya ke dermaga dipinggir laut, sambil berjalan2 menikmati angin laut yang cukup kencang, kami ngobrol saja sambil berjalan menyusuri dermaga yang menjorok kelaut. Sampe diujung, kamu duduk ditangga yang turun ke bebatuan ditengah laut, angin cukup kencang menyapu ombak, sehingga ketika ombaknya memecah di bebatuan, airnya memercik tinggi sekali, demek deh pakean kami. "Mas dingin ni lama2 disini, bisa basah semua bajuku".

Aku saat itu memakai jins ketat dan tanktop ketat sehingga lekakliku bodiku keliahatn dengan jales. aku kadang melihat juga sebersit kesan napsu di pandangan mata si mas. Biar aja, lelaki normal pasti juga gitu kalo ngeliat aku. "Ya udah, balik yuk, kita cari miuman anget aja ya, dipntai kayanya ada deh warung kopi atau semacam itu. Kembalinya dia menggandenga tanganku, karena dia sering menggandeng tanganku kalo sedang berjalan berdua aku, aku diem saja. Sesampai dipantai, kami mampir di warung kopi itu. Ramai juga suasana. ada beberapa prempuan muda yang menyapa si mas, tapi begitu melihat ada aku, mreka gak jadi mendekat. "Mas, terkenal ya, banyak temennya". "Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku".

Pulang kerumah, dia bilang, "Din aku mo brenang, mo ikutan gak?" "Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin". "Justru kalo malem gini brenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya". "aku gak punya pakean renang, mas". "aku punya bikini, kamu mo pake?" "Siapa punya mas, cewek2 mas ya". "Ah enggak, aku perna beli buat ole2 tapi akhirnya gak jadi aku kasi, buat kamu ja ya". Dia masuk kekamarnya dan keluar membawa bikini itu. 'Seksi amat mas bikininya", kataku karena bikininya minim sekali. "Prempuan seksi kudu pake pakean seksi dong". Karena saat itu dah malem, para pembantu dah istirahat. "Tu ganti ja dikamar bilas", katanya menujuk ke satu bangunan pondokan yang merupakan kamar bilas. Aku masuk kesana, membuka pakeanku dan mengenakan bikini minim itu. Ketika aku keluar si mas dah nunggu aku didipan memakai celana gombrong. "Wah seksi kamu Din". Karena minim makanya sebagain besar bodiku terpampang dengan jelas.

Toketku gak tertutup bra semuanya sehingga belahannya kelihatan dengan jelas. Palagi jembutku yang lebat, ngintip dari belahan kaki cd nya. Kupikir ya biarlah dia menikmati tubuhku, cuma ngeliat ja gak apa, pikirku. Kami berenang mondar mandir beberapa kali. "Din, kamu napsuin deh", bisiknya ketika kami istirahat dipinggir kolam. Wah signal2 gak beres neh, pikirku. tapi aku diem aja, "udahan yuk mas, dingin lama2". "aku mau koq ngangetin kamu", katanya sambil memelukku dan mencium bibirku. "Din, dah lama aku suka ma kamu, terangsang ma bodi kamu. kamu ma ya Din ngeladenin aku malem ini". Ciumannya asik, kumisnya menggesek bibirku, palagi selama dia mengulum bibirku, tangannya asik memerah toketku dari luar braku. bendunganku bobol juga, sekian lama aku menahan napsuku untuk gak mikirin sex akhirnya gak ketahanan juga. aku diem saja ketika dia menggandengku masuk ke kamarnya. Pakean luar ku dan dia punya cuma kutenteng masuk kekamarnya.

Dikamar, kembali dia memeluk aku dan mencium bibirku, lembut dan lama. Aku agresif sekali menyambut ciumannya, maklum deh aku dah nahan napsuku lama sekali, sekarang ada yang kasi kesempatan, aku gak bisa nahan diri lebih lama lagi. Dia terus mencium bibirku dan mulai dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga. "Din, aku suka sama badanmu yang montok", katanya sambil menciumi leherku. Aku diam saja, cuma mengusap2 pinggungnya. tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku. Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian, "Geli mas ". Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya.

Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya. "mas diisep pentilnya dong, nanti Dina isep kon tol mas juga", aku mendesah2. Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah me mekku. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku. "Diisep dong mas ", rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku. "Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh", erangku.

Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 it ilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. kon tolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. "kon tol mas besar dan panjang ya mas , keras banget lagi", kataku sambil menciumi kon tolnya dan kukenyot kepalanya. Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolnya kujilati. "Enak Din terusin dong emutannya", katanya. CDku langsung dilepasnya, "Ni jembut lebat banget", katanya sambil mengelus2 jembutku yang tambah basah karena lendir me mekku.

Aku dibaringkan diranjang dan kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. Dia mulai menjilati me mekku. "Enak mas , terus", erangku keenakan. Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh it ilku. kon tolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana it ilku dikenyot2nya, "mas , aku nyampe mas , aakh". kon tolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku. "Din, aku mau ngecret juga Din", katanya terengah. Segera kepala kon tolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kon tolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku.

Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. kon tolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik, "Din nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan me mekku lebih nikmat lagi ya", katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum di entot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. kon tolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kon tolnya lagi, langsung saja kon tolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Segera kon tol besarnya nancep dime mekku, terasa sekali me mekku melebar untuk menampung kon tolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di me mekku, "Enak mas , ssh". Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolnya bisa nancep dalem di me mekku, diapun mengenjotkan kon tolnya juga sehingga terasalah gesekan kon tolnya dime mekku. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kon tolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kon tolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya. "Akh mas , nikmat banget mas . kon tol mas nancepnya dalem banget mas. Sesek me mek aku rasanya, gesekan kon tol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , aku udah mau nyampe lagi", erangku. "Cepet banget Din", katanya. "Abis nikmat banget sih mas kon tolnya, jadi aku gak bisa nahan lagi", erangku.

Dia makin cepat mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat, "Akh mas , aku nyampe lagi, aku lemes mas ", erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia mencabut kon tolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi. Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kon tolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, "Din, aku ngecret lagi Din". Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kon tolnya.

Kami balik keranjang dan berpelukan, gak lama kami tertidur, penuh rasa kenikmatan terutama buat aku. Subuh aku terbangun, segera aku memakai pakeanku dan kleuar kamarnya, kalo maen lagi bisa keterusan tidurnya, nanti jadi bahan gosip orang serumah lagi. "Mas lanjutin nanti malem lagi ja ya, biar gak ada yang tau", kataku sambil meninggalkan kamarnya. Belum ada yang bangun sehingga aku mengendap2 menuju kamarku. Dikamarku, aku melepas semua yang kukenakan, berbaring dan meraba2 seluruh badanku, masih terasa bagimana besarnya kon tolnya menyesaki me mekku. Napsuku timbul lagi, aku menahannya, nanti malem kan bakalan ada ronde berikutnya. Hari itu berlalu dengan sangat lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan miting di hotel sore sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa muas2in maen ampe pagi. Aku mah hayu ja. Menjelang sore, dia pulang kerumah, dia kasi instruksi ma para pembantu bahwa dia akan miting sore sampe jauh malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku bantu juga jadi asisten di pekerjaannya.

Para pembantu mah iya aja, namanya juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mo pergi miting. Menjelang magrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini kebetulan pak sopir ada keprluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuru pak sopir off. Bilangnya si pak sopir yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan, dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua. Hari dah larut malam. "Mas, ngapain pesen yang paling mahal, kan cuma buat ngen tot kan". "Bener si cuma buat ngen tot, tapi aku mau ngen totnya kita ini berkesan buat kamu, juga nuat aku", jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut. "aku beli bikini laen, kamu pake deh". "Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya". "Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan". Dia tersenyum.

Aku segera masuk ke kekamar mandi, membuka semua pakeanku dan mengenakan bikini itu. sama minimhya dengan yang semalem, sehingga ampir semua bagian tubuhku terekspose dengan indahnya. Dia membelalak meliat bodiku yang seksi itu, segera aku dipeluknya dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kon tolnya sudah ngaceng menekan ke perutku. Dia terus saja meremas2 toketku, ikatan braku diuraikannya sehingga terlepas. Baru kupakai gak sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he. pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah me mekku. CD bikiniku sudah basah. "Din kamu sudah siap dien tot ya, udah basah begini", katanya sambil melepas ikatan CDku. Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria.

Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik me mekku dan akhirnya it ilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses me mek dan it ilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek it ilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot, "Ayo dong mas , aku dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol mas lagi", rengekku. Dia kemudian menelungkup diatasku, kon tolnya diarahkan ke me mekku dan mulai nancep kepalanya di me mekku, "Akh, enak mas , masukin semuanya mas ", lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolnya nancep semuanya di me mekku, "Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , me mekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol mas ". Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya, "Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong", rengekku terus.

Cerita Panas Penganiayaan Pembantu Rumah Tangga
Cerita Hot Pembantu Dan Majikan
Cerita Ngentot Penculikan Gadis ABG

Setengah permainan dia mencabut kon tolnya dari me mekku, "kenapa dicabut mas , belum nyampe", protesku. "Variasi dong", jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kon tolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolnya di toketku. Ketika dia memajukan kon tolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. "Enak Din", erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi, "Kamu sekarang diatas ya Din", katanya sambil berbaring. Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kon tolnya yang ngaceng tegak di me mekku.

Aku menurunkan me mekku pelan2 dan bles, kon tol besarnya mulai ambles di me mekku, "Akh, enak banget mas ", lenguhku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnyapun makin cepat terkocok2 didalem me mekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, "Enak Din, terus yang cepet". Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku. Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kon tolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kon tolnya. Kocokanku makin kencang, "mas , aku sudah mau nyampe nih", kataku terengah. DIa meraba it ilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe, "Akh, mas , aku nyampe, akh nikmatnya", lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.

Aku mengeluarkan kon tolnya dari me mekku, masih perkasa kon tolnya. Kemudian kon tolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dalam mulutku. "Din, kamu lihai dalam urusan ranjang nih, latihan sama siapa?" tanyanya. Aku tak menjawab, kon tolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat. "Akh enak banget Din" erangnya. Cukup lama aku mengemut kon tolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. kontolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kon tolnya lagi kedalam me mekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, "Akh, enak banget mas ", erangku. Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk me mekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku. "mas sakit", protesku.

Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung Seks

Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya. "Enak mas , terus enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas ", erangku. "Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2", katanya sambil terus mengenjot me mekku. Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi, "mas , aku nyampe mas , akh", aku tersungkur diranjang karena lemes, kon tolnya tercabut dari me mekku, masih keras dan berlumuran lendirku. Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kon tolnya dimasukkan lagi ke me mekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. "mas , kuat amat sih ngen totnya, aku udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe", lenguhku.

Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk. Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya "Din aku ngecret", dan terasa semburan pejunya dime mekku. Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya. "mas , nikmat banget ngen tot dengan mas , istirahat dulu ya mas , aku udah lemes banget", dia mencabut kon tolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.

Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku, "udah pagi ya mas ", kataku setengah ngantuk. "Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din", jawabnya. Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngen totin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. kon tolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok me mekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kon tolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses me mekku. me mekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati it ilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di me mekku, "mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat aku", kataku sambil mengocok2 kon tolnya. "mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas ", pintaku. Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kon tolnya ditancapkan lagi ke me mekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolnya sudah nancap kemabli di me mekku, enjotannya tambah cepat dan keras, "Enak banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan, "mas , aku nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok me mekku, sebentar saja aku sudah nyampe", lenguhku.

Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot me mekku dengan kon tolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi, "mas aku nyampe lagi mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku sampe akhirnya "Din, aku ngecret", dia menancapkan kon tolnya dalem2 di me mekku dan terasa semburan pejunya di me mekku. "Nikmat banget ngen totin kamu Din, me mek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu", katanya. Kemudian dia mencabut kon tolnya dari me mekku dan berbaring disebelahku. "Din, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi", katanya. Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku melakukan altivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dien tot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjeputku lagi dirumah, kembali dia kasi instruksi kalo aq mesti menghadiri penutupan miting yang kemaren. Pinter anget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah ho oh ja kalo bis bos yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren, selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda2. Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt. Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. "Mau mandi yang?' tanyanya sambil memelukku. Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras. Tangannya segera saja mengiliki2 it ilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin. "mas , kok napsu banget sih sama aku", tanyaku. "Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih", jawabnya. "Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol mas ", jawabku.

Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. kon tolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek me mekku dari atas ke bawah. it ilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, "mas , enak banget mas , terus mas ", erangku. Dia terus menjilati it ilku sampe aku nyampe. "Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku", kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.

Kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kon tolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kon tolnya pelan dimulutku seperti sedang ngen totin mulutku.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kon tolnya di me mekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolnya udah nancep semua di me mekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnya terkocok oleh me mekku dengan cepat juga, "Akh nikmat banget Din" erangnya. Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kon tolnya dikeluarkan dari me mekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kon tolnya ditancapkan ke me mekku dari belakang. "Bles, kon tolnya langsung saja nancep semuanya ke me mekku, "Akh, nikmatnya,", kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot me mekku dengan cepat dan keras.

Terasa sekali kon tolnya menggesek me mekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolnya nancep dalem sekali di me mekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, "akh mas , aku nyampe, mas " , kenikmatanku meledak juga akhirnya. DIa terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret "Din, aku ngecret, nikmat banget rasanya Din", terasa kembali pejunya membanjiri me mekku. "mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya", kataku sambil tersenyum. "Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya", jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ngelakuin apa2, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja yang disediakannya. "Mas, gak pulang kita, ntar timbul pertanyaan?'. "Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang". "Bisa aja mas cari alesan". Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang. Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kon tolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2. "Aku isep ya mas", kataku sambil mengubah posisi mendekati kon tolnya. Kepala kon tolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kon tolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku. "Enak Din", erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya.

Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, it ilku menjadi sasaran berikutnya. "Akh mas , enak", erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, "Geli mas , nakal ih pagi2", kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, me mek dan it ilku. Jilatannya segera menyerbu it ilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati it ilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. "buat apa mas , kan kon tol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget", tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati it ilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati it ilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, it ilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. "Akh mas , aku udah pengen dien tot, mas . Masukin dong kon tolnya mas ", erangku.

Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Dia menggosok2kan kepala kon tolnya di me mekku yang sudah basah banget, "Ayo dong mas , tancepin aja semuanya", erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kon tolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kon tolnya ke me mekku. Dia menekan kon tolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolnya jadi lebih mudah nancep. "Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok", kataku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kon tol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkon tolnya ditancepkan semuanya ke me mekku, "akh enak banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat, "enak mas , terus mas , yang cepet, aku udah mau nyampe mas ", erangku terengah2.

Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kon tolnya, setiap enjotannya lengsung menancapkan kon tolnya dalam2 di me mekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya, "mas , aku nyampe, akh, ssh, enak banget mas ", jeritku keenakan. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kon tolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku. "Din ganti posisi yuk", katanya sambil mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kon tolnya dime mekku. Sekali sodok, kon tolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot me mekku. kon tolnya bergerak keluar masuk me mekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya. "Akh mas , enak banget, enjotan kon tol mas terasa banget keluar masuk memek Dina, terus mas , ssh", erangku. Dia mempercepat enjotan kon tolnya, "Din, aku udah mau ngecret Din", katanya. "iya mas , aku udah mau nyampe lagi, barengan ya mas ", jawabku. Tiba2 dia menjenjotkan kon tolnya dalem2 dengan keras, "Din, aku ngecret, akh, ssh", erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi, "mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ," jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. kon tolnya tercabut dari me mekku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. "mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri", kataku. Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian me mekku kusiram dengan shower, dingin rasanya. Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan.

Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kon tolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kon tolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kon tolnya sudah keras lagi. "Hebat mas , udah ngaceng lagi", kataku sambil terus mengocok kon tolnya. "Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku", katanya. "Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari me mek ku keiisi kon tol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja", kataku sambil kembali mengemut kon tolnya. "Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau". Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69. Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kon tolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati me mekku sampe ke pantatku, itilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kon tolnya, kon tolnya segera saja ambles dime mekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil engejangkan me mekku meremas kon tolnya.

Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan, "Enak Din, empotan me mek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din", katanya. Setiap enjotan kebawah membuat kon tolnya nancep semua di me mekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir me mekku turut terarik keluar karena cengkeraman me mekku di kon tolnya. Enjotanku makin lama makin cepat, 'akh mas enak mas , aku udah mau nyampe lagi", erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, "Akh mas , aku nyampee mas , ssh", akupun mabruk didadanya.

Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kon tolnya yang masih keras tetap nancep di me mekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, "Din, aku ngecret Din", erangnya sambil menancapkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku. Terasa semburan pejunya di me meku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event yang sangat nikmat. Aku dien tot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah.


Read More »
21.28 | 27 komentar